PT Midtou – Mengutip CNBC, Selasa (15/10/2024), harga emas di spot turun 0,2% menjadi USD 2.650 per ons, setelah mencapai level tertinggi dalam lebih dari seminggu di awal sesi.
Nilai tukar dolar AS naik ke level tertinggi sejak pertengahan Agustus karena investor mencerna pengumuman stimulus China di akhir pekan. Sementara mata uang euro memperpanjang penurunannya menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa pada pekan ini.
Analis Blue Line Futures Phillip Streible mengatakan, ada banyak hambatan kecil yang menahan kenaikan harga emas, termasuk stimulus China, dolar yang lebih kuat, Euro yang lebih lemah, logam dasar yang lebih lemah, dan aksi ambil untung.
Reli harga emas yang memecahkan rekor dalam beberapa bulan terakhir telah meredam sentimen investor dan permintaan emas batangan di China. Dolar AS yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Harga emas dunia turun pada perdagangan hari Senin karena reli dolar AS ke level tertinggi dua bulan. Sedangkan kucuran stimulus ekonomi yang sangat besar di China yang merupakan konsumen emas batangan terbesar yang mampu membangkitkan kepercayaan investor seingga tetap membatasi momentum kenaikan.
Analis MarketPulse by OANDA Zain Vawda mengatakan, data China memiliki dua sisi. Data China yang lemah dapat mengurangi permintaan emas, tetapi perlambatan yang lebih luas di China dapat mengguncang pasar, meningkatkan daya tarik emas sebagai tempat berlindung yang aman.
“Secara keseluruhan, masih ada lebih banyak faktor yang mendukung harga emas yang lebih tinggi daripada yang membebaninya,” kata Vawda.
Investor juga akan memantau komentar dari pejabat Fed minggu ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang pemotongan suku bunga yang akan datang, bersama dengan data penjualan ritel AS.
Pelaku pasar melihat peluang sekitar 84% bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuannya di November. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk menyimpan emas batangan.
Harga Emas Dibayangi Ketegangan Geopolitik di Timur Tengah, Berpeluang Menguat Pekan Ini?
Sebelumnya, harga emas berpeluang naik pada perdagangan pekan ini. Potensi kenaikan harga emas dinilai akan didorong dari ketegangan geopolitik di Timur Tengah tetapi dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat dapat bebani harga emas.
Mengutip Kitco, Senin (14/10/2024), berdasarkan survei emas mingguan Kitco menunjukkan hanya sebagian kecil pengamat yang berharap kenaikan harga emas. Sedangkan mayoritas investor optimistis terhadap harga emas meski harga emas terus melemah dalam minggu ketiga berturut-turut.
Pada pekan ini, 15 analis berpartisipasi dalam survei emas mingguan Kitco, dan hanya sedikit analis yang melihat harga emas naik dalam jangka pendek. Sekitar tujuh analis atau 47 persen berharap harga emas menguat pada pekan ini. Sedangkan dua analis prediksi, harga emas akan merosot. Sedangkan enam analis atau mewakiliki 40 persen cenderung netral dalam jangka pendek.
Sedangkan 157 pelaku pasar ikut dalam polling online Kitco. Mayoritas pelaku pasar di wall street optimistis kenaikan harga emas. 88 pelaku pasar ritel atau 56 persen melihat harga emas akan naik pekan ini. Sedangkan 43 pelaku pasar atau 27 persen melihat harga emas berpotensi melemah. Sedangkan 26 pelaku pasar atau mewakili 17 persen melihat harga emas cenderung sideways.
Direktur Pelaksana Bannockburn Global Forex, Marc Chandler menuturkan, harga emas bertahan di puncak dengan dekati level support USD 2.600.
“Emas melambung ke posisi USD 2.650 setelah producer price index (PPI) AS, tetapi saya pikir itu saja, dan kita dapat melihat pengujian ulang di USD 2.600, dan mungkin area USD 2.580,” kata dia.
Ia menambahkan, ketegangan Timur Tengah juga mendukung pergerakan harga emas. “Tetapi suku bunga yang tinggi dan dolar AS yang menguat dapat bebani harga emas,” kata dia.
BACA JUGA NEWS LAINNYA DI MIDTOU NEWS – Official PT Midtou
Emas sebagai Safe Haven
Hal senada dikatakan analis senior Barchart.com, Darin Newsom. Ia menuturkan, harga emas bakal naik. Hal itu didukung perubahan ekonomi dan politik. Mengingat hal ini, pelaku pasar akan terus beralih ke emas sebagai safe haven.
Di sisi lain, Chief Market Strategis SIA Wealth Management, Colin Cieszynski melihat, harga emas akan netral pekan ini. “Setelah kenaikan besar, harga emas stabil dalam kisaran USD 2.600-USD 2.700,” ujar dia.
Colin menambahkan, pada pekan ini juga tidak ada rapat bank sentral dan data ekonomi yang dijadwalkan sehingga akan sepi bagi emas.
Senior Market Strategist Forex.com, James Stanley menuturkan, harga emas akan naik. Ia mengatakan, selama beberapa minggu terakhir, investor punya banyak alasan untuk merealisasikan keuntungan seiring perpanjangan pergerakan termasuk kenaikan dolar AS dan laporan nonfarm payroll (NFP) dan Consumer Price Index (CPI) yang kuat.
Sedangkan Analis Forexlive.com, Adam Button netral terhadap harga emas, tetapi emas menunjukkan ketahanan yang mengesankan dalam mengatasi dolar AS yang menguat dan kenaikan imbal hasil obligasi.
Ia menuturkan, harga emas mulai melemah pada awal pekan lalu, naik turun. Harga emas cenderung mendatar pekan lalu. Selain itu, Button menuturkan, meski CPI sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan, tetapi pelaku pasar tidak bertaruh pada kebangkitan inflasi. “Saya pikir sentimen yang lebih baik untuk emas yakni resesi dan the Fed memangkas suku bunga menjadi satu persen,” ujar dia.
Sepi Data Ekonomi
Ia sangat fokus pada stimulus China dan akan mendapatkan persaingan bagi investor China dalam saham. Ia juga mencatat bank sentral China juga berhenti beli emas beberapa bulan lalu. Ia menunjukkan, emas kini memasuki untuk merealisasikan keuntungan. “Dua hari terakhir ini sungguh mengesankan. Saya melihat melemah pekan ini, dan saya berpikir itu masuk akal,” ujar dia.
Analis Senior Kitco Jim Wyckoff menuturkan, harga emas berpotensi naik pekan ini.”Terus menguat karena faktor secara teknikal tetap bullish dan ketegangan geopolitik tetap tinggi untuk mempertahankan tawaran safe haven di pasar emas,” ujar dia.
Adapun pada pekan ini, kalender ekonomi cenderung sepi. Namun, pasar masih akan mencermati data penjualan ritel AS pada Kamis untuk melihat apakah belanja konsumen tetap tangguh. Peristiwa berita utama lainnya mengenai keputusan kebijakan moneter bank sentral Eropa pada Kamis pekan ini.
Pelaku pasar juga akan memperhatikan survei manufaktur Empire State pada Selasa, klaim pengangguran mingguan AS dan survei manufaktur Philly Fed pada Kamis pekan ini. Selain itu, rilis data pembangunan perumahan dan izin bangunan AS pada Jumat pagi.
Sumber : cnbc indonesia
PT Midtou | Website Midtou Cabang Lampung
PT Midtou | News Product Midtou