PT Midtou Aryacom Futures – Dilansir dari kitco.com, harga emas dan perak melemah pada perdagangan siang hari di Amerika Serikat, Kamis, seiring para trader jangka pendek melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah kenaikan baru-baru ini. Selain itu, pasar logam mulia juga tengah berkonsolidasi menjelang rilis salah satu data ekonomi terpenting Amerika Serikat, yaitu laporan ketenagakerjaan untuk Januari yang akan diumumkan pada Jumat pagi.
Data penting yang akan dirilis adalah laporan situasi ketenagakerjaan Amerika Serikat untuk Januari, dengan proyeksi pertumbuhan lapangan kerja non-pertanian (non-farm payrolls) sebesar 170.000, lebih rendah dibandingkan kenaikan 256.000 pada Desember.
Harga emas dunia akhirnya melemah setelah terbang lima hari beruntun bahkan mencetak rekor terus menerus.
Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan Kamis (06/02/2025) harga emas dunia melemah 0,34% ke angka $2.855,28 per troy ons. Harga ini membuat harga emas mematahkan penguatan selama lima hari beruntun dari Kamis dan Jumat pekan lalu serta Senin, Selasa, dan Rabu pekan ini.
PT Midtou Aryacom Futures Lampung | Website Midtou Cabang Lampung
Sementara hari ini (07/02/2025) pukul 05:35 WIB, harga emas naik tipis 0,02% ke angka US$2.855,77 per troy ons.
“Ini mungkin kombinasi antara dolar yang lebih kuat, aksi profit taking, dan imbal hasil yang sedikit naik dari titik terendahnya,” kata Daniel Pavilonis, kepala strategi pasar di RJO Futures, kepada Reuters.
Menurut Bloomberg, “Angka payroll Amerika Serikat untuk Januari kemungkinan sulit dianalisis akibat dampak kebakaran hutan di Los Angeles dan cuaca dingin ekstrem di beberapa wilayah Amerika Serikat.”
Lebih lanjut, indeks saham Amerika Serikat bergerak mixed di tengah hari. David Morrison dari Trade Nation mengatakan dalam sebuah email, “Pemulihan pasar saham Amerika Serikat dari kerugian awal pekan ini terjadi karena dampak kejutan dari pengumuman tarif Presiden Trump mulai mereda.”
- Ada kelegaan di pasar setelah ancaman tarif 25% terhadap impor Amerika Serikat dari Meksiko dan Kanada ditunda selama satu bulan.
- Pengenaan tarif 10% terhadap China dinilai lebih ringan dibandingkan ancaman awal sebesar 60%.
- China membalas dengan pembatasan perdagangan yang dijadwalkan berlaku minggu depan. Morrison menambahkan, “Ini memberikan jendela sempit untuk mencapai kesepakatan, karena Presiden Trump dan Presiden Xi diharapkan berbicara sebelum tenggat waktu tersebut.”
Target Harga Emas 2025
Dua raksasa perbankan global, Citigroup dan UBS, secara resmi menaikkan proyeksi harga emas mereka untuk 2025 pada Kamis. Hal ini terjadi di tengah lonjakan permintaan aset safe-haven yang didorong oleh proposal kebijakan domestik dan luar negeri Presiden Donald Trump yang penuh gejolak.
Citigroup menargetkan harga emas jangka pendek akan mencapai $3.000 per ons dalam tiga bulan ke depan, naik dari proyeksi sebelumnya sebesar $2.800 per ons yang telah terlampaui minggu lalu.
Sedangkan rata-rata 2025: Target harga rata-rata untuk tahun 2025 direvisi naik menjadi $2.900 per ons.
Sementara proyeksi 6-12 Bulan: Tetap di angka $3.000 per ons tanpa perubahan.
Menurut para analis Citi, “Pasar bullish emas diperkirakan akan terus berlanjut di era Trump 2.0, dengan perang dagang dan ketegangan geopolitik yang memperkuat tren diversifikasi cadangan dan de-dolarisasi, serta mendukung permintaan emas dari sektor resmi pasar negara berkembang (EM).”
Citigroup menambahkan bahwa penguatan dolar Amerika Serikat mendorong bank sentral untuk meningkatkan kepemilikan emas guna mendukung stabilitas mata uang mereka sendiri. Investor juga diperkirakan akan terus membeli emas fisik dan Exchange-Traded Funds (ETF) berbasis emas.
PT Midtou Aryacom Futures Lampung | Website Midtou Cabang Lampung
Terkait potensi dampak tarif Trump terhadap logam mulia, Citi memperkirakan ada peluang 20% bahwa emas akan dikenakan tarif global sebesar 10%. Namun, mereka tidak melihat kemungkinan emas termasuk dalam tarif menyeluruh pada kuartal kedua 2025 karena emas dianggap sebagai aset keuangan dan, dalam kasus koin emas Amerika Serikat, sebagai alat pembayaran yang sah (legal tender).
Namun, Citi mengakui adanya risiko kenaikan premi harga emas di Amerika Serikat jika komunikasi awal tentang potensi tarif yang luas tidak secara eksplisit mengecualikan emas.
Senada dengan Citigroup, UBS (bank asal Swiss), juga menaikkan proyeksi harga emas 12 bulan ke depan menjadi $3.000 per ons, setelah harga spot emas melampaui prediksi sebelumnya sebesar $2.850 per ons.
Menurut UBS yang dipimpin oleh Mark Haefele, “Meskipun harga emas saat ini di $2.870/ons berada di atas estimasi nilai wajar kami, daya tarik emas sebagai penyimpan nilai dan lindung nilai terhadap ketidakpastian kembali terbukti.”
Baik Citigroup maupun UBS optimistis bahwa emas akan terus menjadi aset favorit di tengah ketidakpastian global. Faktor-faktor seperti kebijakan proteksionis Trump, potensi perang dagang, dan kebijakan moneter global akan tetap menjadi katalis utama bagi pergerakan harga emas di tahun 2025.
Official PT Midtou Aryacom Futures
Sumber : CNBC INDONESIA
PT Midtou Aryacom Futures Lampung | Website Midtou Cabang Lampung
PT Midtou Aryacom Futures Lampung | News Product Midtou