PT Midtou Aryacom Futures – Dikutip dari Kitco.com, harga emas kembali membuktikan nilainya sebagai penyimpan nilai saat bursa saham dan kripto mengalami penurunan pada Kamis. Logam kuning ini naik di atas kekhawatiran mengenai inflasi dan suku bunga.
Harga emas bangkit setelah mati suri selama enam hari beruntun. Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan Kamis (10/10/2024) harga emas dunia mengalami lonjakan sebesar 0,83% ke angka US$2.629,488 per troy ons.
Penguatan kemarin memutus rantai buruk harga emas yang ambruk selama enam hari beruntun dengan pelemahan mencapai 2,1%.
Sementara hari ini (11/10/2024) pukul 06:06 WIB, harga emas turun tipis sebesar 0,01% ke angka US$2.629 per troy ons.
“Lingkungan aset berisiko yang lebih luas, termasuk kripto dan ekuitas, berada di bawah tekanan setelah indikator ekonomi menunjukkan inflasi yang terus-menerus dan peningkatan tingkat pengangguran,” catat analis di Secure Digital Markets.
“Indeks Harga Konsumen untuk September meningkat 2,4% dibandingkan tahun lalu, melebihi perkiraan 2,3%,”imbuhnya.
Mereka menambahkan data inflasi September mengubah ekspektasi pasar, meningkatkan kemungkinan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada November menjadi 86% dari 80% hanya sehari sebelumnya, dengan ekspektasi untuk pemotongan pada Desember juga naik menjadi 88% dari 79%.
Selain inflasi AS yang di atas ekspektasi pasar, klaim pengangguran baik initial maupun continuing juga mengalami kenaikan di atas ekspektasi pasar.
BACA JUGA NEWS LAINNYA DI MIDTOU NEWS
Jumlah individu yang mengajukan tunjangan pengangguran di AS meningkat sebanyak 33.000, mencapai total 258.000 untuk minggu yang berakhir pada 5 Oktober, melebihi ekspektasi pasar yang sebesar 230.000. Ini adalah level tertinggi dalam 14 bulan, terutama dipicu oleh peningkatan signifikan di Michigan dan negara bagian yang terdampak Badai Helene.
Lebih lanjut, klaim pengangguran yang berlanjut di Amerika Serikat meningkat menjadi 1.861.000 untuk minggu yang berakhir pada 28 September 2024, naik dari angka yang direvisi turun menjadi 1.819.000 pada minggu sebelumnya.
Rata-rata klaim pengangguran yang berlanjut di AS adalah 2.752.460 dari tahun 1967 hingga 2024, dengan puncak tertinggi mencapai 23.130.000 pada Mei 2020 dan terendah tercatat 988.000 pada Mei 1969.
Angka klaim pengangguran yang melampaui ekspektasi ini berdampak pada ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) yang semakin bold pada November mendatang yakni menjadi sebanyak 86,9% pelaku pasar berekspektasi terjadi penurunan suku bunga sebesar 25 bps menurut survei CME FedWatch Tool.
Official PT Midtou Aryacom Futures
Sumber : cnbc indonesia
PT Midtou Aryacom Futures Lampung | Website Midtou Cabang Lampung
PT Midtou Aryacom Futures Lampung | News Product Midtou