PT Midtou Aryacom Futures – Dikutip dari CNBC, Kamis (5/12/2024), harga emas spot naik 0,3% menjadi $ 2.652,14 per ons. Sementara emas berjangka Amerika Serikat juga naik 0,3% menjadi $ 2.676,40 per ons.
“Harga emas menguat setelah data ADP tidak memenuhi ekspektasi, dengan angka yang sedikit lebih rendah dari konsensus. Pasar sebenarnya mengharapkan lonjakan yang lebih besar setelah dampak badai dan pemogokan Boeing,” ujar Tai Wong, seorang pedagang logam independen.
Harga emas berbalik menguat pada Rabu setelah data menunjukkan bahwa lapangan kerja sektor swasta di Amerika Serikat tumbuh dengan laju moderat bulan lalu. Para investor emas kini menantikan pernyataan dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell di hari yang sama, serta laporan ketenagakerjaan non-pertanian AS pada Jumat mendatang.
Data Tenaga Kerja AS – PT Midtou Aryacom Futures
Laporan ADP menunjukkan bahwa lapangan kerja sektor swasta meningkat sebesar 146.000 posisi bulan lalu, sedikit di bawah perkiraan ekonom yang disurvei Reuters, yaitu 150.000 posisi.
Menurut Everett Millman, analis utama di Gainesville Coins, emas masih menunjukkan reaksi yang terbatas terhadap data tersebut. “Dampak yang lebih kuat diperkirakan dari laporan nonfarm payrolls mendatang. Jika data menunjukkan pelemahan ketenagakerjaan, harga emas kemungkinan akan terdorong naik,” katanya.
Ke depan, pasar akan fokus pada pernyataan Powell hari ini, laporan ketenagakerjaan pada Jumat, serta data inflasi minggu depan sebagai petunjuk arah kebijakan Federal Reserve.
Bank sentral Amerika Serikat pada Selasa mengindikasikan bahwa inflasi secara bertahap menuju target 2%, memberikan sinyal potensi penurunan suku bunga lebih lanjut.
Presiden Fed St. Louis, Alberto Musalem, mengatakan pada Rabu bahwa bank sentral Amerika Serikat kemungkinan masih bisa menurunkan suku bunga, tetapi ia memperingatkan bahwa arah kebijakan di masa depan semakin tidak pasti.
Pedagang memperkirakan peluang 76% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed yang dijadwalkan 17–18 Desember.
Logam mulia seperti emas, yang tidak menghasilkan bunga, secara historis berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah.
Selain itu, emas sebagai aset safe haven juga mendapat dukungan dari ketidakstabilan geopolitik global, termasuk krisis politik di Korea Selatan, ancaman runtuhnya pemerintahan Prancis, serangan drone Rusia yang berkelanjutan di Ukraina, serta ancaman Israel untuk berperang dengan Lebanon jika gencatan senjata dengan Hezbollah gagal dipertahankan.
Analisa Harga Emas Minggu Ini, Lanjut Turun atau Tambah Mahal Lagi?
Perdagangan tipis selama libur mendukung harga emas pada Jumat. Sementara investor menghadapi volatilitas harga emas signifikan yang dipengaruhi oleh sentimen geopolitik yang terus berubah.
Pasar emas memulai pekan ini dengan penurunan dramatis sebesar 3% pada Senin, setelah Presiden terpilih Donald Trump mencalonkan Scott Bessent, seorang finansial tradisional dari Wall Street, sebagai pemimpin Departemen Keuangan Amerika Serikat. Pasar memperkirakan Bessent akan membawa stabilitas bagi ekonomi Amerika Serikat.
Pengumuman potensi gencatan senjata antara Israel dan Lebanon pada awal pekan juga meredakan kekhawatiran geopolitik, sehingga mengurangi daya tarik emas sebagai aset aman (safe haven).
Namun, emas kembali mendapatkan dukungan sebagai aset aman sehari kemudian setelah Trump mengancam Meksiko dan Kanada dengan tarif 25% serta mengusulkan tarif 10% untuk semua produk dari China.
Bakal Hadapi Volatilitas Harga – PT Midtou Aryacom Futures
Chantelle Schieven, Kepala Riset di Capitalight Research, mengatakan bahwa pasar emas kemungkinan akan menghadapi volatilitas dalam waktu dekat karena pasar terus bereaksi terhadap pernyataan Trump menjelang pelantikannya.
“Saat ini, kita berada dalam mode menunggu dan melihat, dan pasar akan sangat sensitif karena kita belum tahu seperti apa pemerintahan baru nantinya,” ujar Schieven, dikutip dari Kitco, Senin (2/12/2024).
“Kita tidak tahu seberapa banyak komentarnya hanya sekadar retorika atau seberapa keras ia akan mendorong kebijakan-kebijakannya.”
Dalam jangka pendek, Schieven memprediksi harga emas kemungkinan akan bergerak dalam rentang antara $ 2.500 hingga $ 2.750 per ons. Meskipun ini mungkin membuat frustrasi beberapa investor dan pedagang, ia menekankan bahwa periode konsolidasi ini akan sehat untuk pasar emas.
“Kita tidak perlu terlalu khawatir dengan volatilitas ini,” katanya. “Harga emas masih mengalami kenaikan yang signifikan dan cukup stabil. Menurut saya, ini adalah konsolidasi yang sehat.”
Koreksi Pasar Emas Belum Berakhir?
Meskipun pasar emas mengakhiri pekan ini dengan catatan positif, beberapa analis percaya bahwa penurunan besar pada Senin mungkin menandakan bahwa arah pergerakan harga cenderung melemah.
Naeem Aslam, Chief Investment Officer di Zaye Capital Markets, mengatakan bahwa meskipun harga emas telah pulih sebagian pekan ini karena inflasi yang masih tinggi, kemungkinan masih ada ruang untuk koreksi lebih lanjut. “Kami pikir harga bisa sedikit turun lagi, karena koreksi saat ini belum sepenuhnya selesai,” jelasnya.
Alex Kuptsikevich, Analis Pasar Utama di FxPro, mencatat bahwa meskipun pedagang bearish saat ini mendominasi aksi harga emas, pasar tetap relatif tangguh. Menurutnya, level $ 2.540 per ons adalah level kunci yang harus diperhatikan; jika harga turun di bawah ini, level $ 2.400 bisa menjadi target berikutnya.
Namun, ia juga mencatat bahwa emas batangan berhasil mempertahankan dukungan kuat di atas $ 2.600.
“Kenaikan lambat tetapi stabil dari Selasa hingga Jumat menunjukkan minat beli yang hati-hati, yang menunjukkan minat berkelanjutan bahkan di level tinggi secara historis. Penutupan mingguan dan bulanan di atas $ 2.670 dapat menjadi sinyal untuk kenaikan lebih lanjut,” ujarnya.
Sumber : Liputan 6
PT Midtou Aryacom Futures | Website Midtou Cabang Lampung
PT Midtou Aryacom Futures | News Product Midtou