Midtou – Para sumber juga menyatakan bahwa Arab Saudi, sebagai pengekspor minyak terkemuka bersama dengan negara-negara tetangga penghasil minyak – UEA, Qatar, Kuwait, Oman, dan Bahrain – sangat tertarik untuk meredakan situasi.
Saudi Arabia bersama negara-negara teluk lainnya diketahui tengah kompak melobi Amerika Serikat (AS) untuk mencegah Israel menyerang lokasi minyak Iran. Mereka khawatir fasilitas minyak di masing-masing negara bisa diserang oleh proksi Teheran jika konflik meningkat.
Dalam upaya menghindari terjebak dalam baku tembak, tiga negara Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Qatar juga menolak Israel untuk bisa terbang di atas wilayah udara mereka dan/atau bermanuver serangan apapun terhadap Iran. Mereka telah menyampaikan hal itu ke Washington.
“Kami akan berada di tengah-tengah perang rudal. Ada kekhawatiran serius, terutama jika serangan Israel menargetkan instalasi minyak Iran,” kata salah satu sumber, dilansir Reuters, dikutip Minggu (13/10/2024).
Ketiga sumber mengatakan serangan Israel terhadap infrastruktur minyak Iran akan berdampak global, terutama bagi China, yang merupakan pelanggan minyak utama Iran, serta bagi Kamala Harris menjelang pemilihan presiden 5 November melawan Donald Trump.
“Jika harga minyak melonjak hingga US$120 per barel, hal itu akan merugikan ekonomi AS dan peluang Harris dalam pemilihan umum. Jadi mereka (Amerika) tidak akan membiarkan perang minyak meluas,” kata sumber tersebut.
BACA JUGA NEWS LAINNYA DI MIDTOU NEWS
Sumber juga mengatakan menjaga semua instalasi minyak tetap menjadi tantangan, meskipun memiliki sistem pertahanan rudal dan Patriot yang canggih, jadi pendekatan utamanya tetap diplomatis: memberi isyarat kepada Iran bahwa negara-negara Teluk tidak menimbulkan ancaman.
Seseorang di Washington yang mengetahui diskusi tersebut mengonfirmasi bahwa pejabat Teluk telah menghubungi mitra-mitra AS untuk menyampaikan kekhawatiran tentang potensi cakupan pembalasan yang diharapkan Israel.
Namun, Gedung Putih menolak berkomentar ketika ditanya apakah pemerintah Teluk telah meminta Washington untuk memastikan tanggapan Israel terukur. Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara pada Rabu tentang pembalasan Israel dalam panggilan telepon.
Langkah yang dilakukan oleh negara-negara Teluk muncul setelah dorongan diplomatik oleh Iran Syiah non-Arab untuk membujuk tetangga-tetangganya di Teluk yang Sunni untuk menggunakan pengaruh mereka dengan Washington, di tengah meningkatnya kekhawatiran Israel dapat menargetkan fasilitas produksi minyak Iran.
Selama pertemuan minggu ini, Iran memperingatkan Arab Saudi bahwa mereka tidak dapat menjamin keamanan fasilitas minyak kerajaan Teluk itu jika Israel diberi bantuan dalam melakukan serangan.
Israel sendiri telah berjanji akan membayar serangan rudal Iran, sementara Teheran mengatakan setiap pembalasan akan dibalas dengan kehancuran besar, meningkatkan kekhawatiran akan perang yang lebih luas di kawasan itu yang dapat menyeret AS.
Sumber : cnbc indonesia
Midtou | Website Midtou Cabang Lampung
Midtou | News Product Midtou