Midtou – OPEC kini memperkirakan permintaan minyak akan tumbuh sekitar 2 juta barel per hari pada tahun 2024, sekitar 80.000 barel per hari lebih lambat dari perkiraan sebelumnya. Kelompok produsen minyak tersebut memperkirakan permintaan akan tumbuh sebesar 1,7 juta barel per hari tahun depan, sekitar 40.000 barel per hari lebih rendah dari yang diantisipasi sebelumnya. OPEC telah memangkas prospek permintaannya pada bulan Agustus karena melemahnya konsumsi di China, importir minyak mentah terbesar di dunia.
Harga minyak mentah berjangka pada perdagangan hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) ditutup pada level terendah sejak Desember 2021. Harga minyak anjlok karena aksi jual di pasar semakin cepat setelah OPEC menurunkan perkiraan permintaannya untuk kedua kalinya dalam dua bulan.
Dikutip dari CNBC, Rabu (11/9/2024), berikut harga minyak dunia pada penutupan hari Selasa:
- Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Oktober dipatok $ 65,75 per barel, turun $ 2,96 atau 4,3%. Tahun ini, harga minyak mentah Amerika Serikat telah turun 8,2%.
- Harga minyak Brent untuk kontrak November dipatok $ 69,19 per barel, turun $ 2,65 atau 3,69%. Tahun ini, patokan harga minyak global ini telah turun 10,2%.
- Harga Bensin RBOB untuk kontrak Oktober dipatok $ 1,87 per galon, turun 5 sen atau 2,6%. Tahun ini, bensin telah turun 11,1%.
BACA JUGA NEWS LAINNYA DI MIDTOU NEWS
“Penghancuran permintaan minyak mentah merupakan pukulan ganda dari Tiongkok dan OPEC yang memberikan pukulan telak hari ini,” kata Bob Yawger, Direktur Eksekutif Energi Berjangka di Mizuho Securities. “Hebatnya, pasar sedang terpukul sementara badai tropis/angin topan menghantam ladang minyak Amerika Serikat di Teluk Meksiko,” tulis Yawger.
Harga minyak berjangka berubah menjadi bearish setelah pulih dari sebagian kerugian pada hari Senin karena Badai Tropis Francine mengancam produksi minyak dan gas serta operasi penyulingan di Gulf Coast.
Kekhawatiran tentang melemahnya permintaan di China seiring melonjaknya penjualan kendaraan listrik telah membayangi pasar minyak selama berbulan-bulan. OPEC+ juga diperkirakan akan meningkatkan produksi pada bulan Desember, dengan Morgan Stanley dan analis pasar lainnya memperkirakan surplus pada tahun 2025.
Menurut Yawger, impor minyak mentah China turun sekitar 3% pada tahun 2024. “Impor minyak mentah China hanya turun tiga kali dalam setahun sejak 2006, dan salah satunya adalah Covid 2020,” katanya.
Sumber : cnbc indonesia
Midtou | Website Midtou Cabang Lampung
Midtou | News Product Midtou