Midtou – Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Jumat (15/11/2024) DXY berada di 106,723. Posisi tersebut merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2023.
Sementara itu, imbal hasil obligasi Amerika Serikat terus meningkat setelah data menunjukkan bahwa penjualan ritel di ekonomi terbesar dunia itu naik lebih dari yang diperkirakan bulan lalu.
Harga emas ambruk di tengah ekspektasi pemotongan suku bunga yang lebih sedikit agresif oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve yang menguatkan dolar, mengurangi daya tarik emas bagi investor.
Berdasarkan data Refinitiv harga emas dunia di pasar spot pada penutupan harga Jumat (15/11/2024) tercatat di US$2.561,24 per troy ons, turun 0,19% dari posisi sebelumnya.
Sementara pada awal perdagangan hari ini, Senin (18/11/2024) pukul 6.15 WIB berada di US$2.573,29 per troy ons, menguat 0,47% dari posisi sebelumnya.
Indeks dolar (DXY) mencatat kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari sebulan, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
BACA JUGA NEWS LAINNYA DI MIDTOU NEWS – OffIcial PT Midtou ARYACOM FUTURES
“Semua ketidakpastian, khususnya ketidakpastian jangka pendek, telah hilang dari campuran. Sekarang emas kembali ke fundamental dasar,” kata Alex Ebkarian, Chief Operating Officer di Allegiance Gold.
Para ekonom percaya bahwa rencana tarif Presiden terpilih Donald Trump dapat memicu inflasi, yang berpotensi memperlambat siklus pelonggaran suku bunga oleh The Fed.
Suku bunga yang lebih tinggi membuat emas, sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi kurang menarik untuk disimpan.
Pada hari Kamis, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral AS tidak perlu terburu-buru untuk menurunkan suku bunga.
Pasar kini memperkirakan peluang sebesar 62% untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember, turun dari 83% sehari sebelumnya, menurut alat CME Fedwatch.
“Hingga saat ini emas terkena dampak negatif akibat terpilihnya Trump, tetapi ini dapat berubah jika muncul lebih banyak ketidakpastian yang mungkin terjadi dalam jangka menengah,” kata Carlo Alberto De Casa, analis pasar di Kinesis Money.
Sumber : CNBC Indonesia
Midtou | Website Midtou Cabang Lampung