Midtou – Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Senin (16/9/2024) pukul 6.30 WIB harga emas dunia di pasar spot tercatat $2.579,08, naik 0,10% dari posisi sebelumnya. Rekor harga emas sesuai dengan proyeksi Bank investasi JP Morgan untuk tahun ini. Harga emas diperkirakan akan naik ke $2,500 pada akhir 2024, menurut perkiraan JP Morgan Research.
Harga emas dunia mengawali perdagangan pagi hari ini dengan melanjutkan kenaikan harga dan membuka peluang untuk kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa, setelah dua kali pada pekan lalu.
“Arah perjalanan masih lebih tinggi pada beberapa kuartal mendatang, memperkirakan harga rata-rata $2,500 pada kuartal keempat 2024 dan $2,600 pada 2025, dengan risiko masih condong ke arah yang melampaui batas sebelumnya,” menurut Gregory Shearer, Kepala Strategi Logam Dasar dan Mulia di JP Morgan.
Harga emas dunia sepanjang pekan lalu terpantau bergairah hingga mencetak rekor terbarunya sebanyak dua kali, ditopang oleh prospek pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) yang kian terang setelah rilis data tenaga kerja yang tetap stabil disertai inflasi masih dalam tren melandai.
BACA JUGA NEWS LAINNYA DI MIDTOU NEWS
Emas kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada perdagangan Jumat (13/9/2024), di mana terakhir emas mencetak ATH yakni pada perdagangan Kamis lalu di $ 2.511,44.
Pergerakan emas yang bergairah hingga mencetak rekor lagi disinyalir berkat prospek pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang kian terang setelah rilis data tenaga kerja yang tetap stabil disertai inflasi masih dalam tren melandai.
Dari data tenaga kerja, Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran mingguan untuk periode pekan yang berakhir 7 September 2024 naik 2.000 menjadi 230.000 yang disesuaikan secara musiman.
Sementara itu dari data inflasi, Indeks harga produsen (PPI) untuk permintaan akhir naik 0,2% pada Agustus, dibandingkan dengan estimasi pertumbuhan 0,1%. Angka inti, yang tidak memperhitungkan harga pangan dan energi yang fluktuatif, naik 0,3%, lebih tinggi dari perkiraan 0,2%.
Meski begitu, data inflasi konsumen atau indeks harga konsumen (CPI) Amerika Serikat periode Agustus yang rilis Rabu lalu menunjukkan hasil baik. Dalam basis tahunan tumbuh 2,5%, lebih baik dari ekspektasi yang berharap tumbuh 2,6% dari bulan sebelumnya 2,9%.
Laju inflasi yang secara keseluruhan telah melandai ini setidaknya meredakan kondisi pasar tenaga kerja yang mengecewakan pekan lalu dan ekspektasi pasar terhadap resesi ekonomi.
Mengutip Reuters, Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia menyatakan data pekan ini cukup meyakinkan untuk The Fed bisa pivot secara lebih konservatif.
“Data minggu ini cukup menegaskan bahwa kita tidak mungkin mengalami pendaratan keras dan bahwa kita sedang mengalami pendaratan lunak. Inflasi turun pada angka konsumen dan produsen,” ungkap Peter.
Sumber : cnbc indonesia
Midtou | Website Midtou Cabang Lampung
Midtou | News Product Midtou